Alat Ukur Panjang Tidak Baku adalah

Alat Ukur Panjang Tidak Baku adalah Alat Alternatif, Cek Jenisnya

Alat ukur menjadi salah satu jenis alat yang sangat dibutuhkan dalam berbagai bidang. Ada dua alat yang tersedia salah satunya alat ukur panjang tidak baku adalah alat alternatif yang bisa menghasilkan nilai berbeda-beda.

Jenis dari alat ukur tidak baku ini sangat banyak dan digunakan dalam situasi berbeda. Selain itu alat ukur tersebut sudah lama digunakan sebelum hadirnya alat ukur yang baku. Apa saja jenisnya bisa disimak di sini hingga akhir.

Alat Ukur Panjang Tidak Baku adalah Depa hingga Benang

Alat Ukur Panjang Tidak Baku adalah Depa hingga Benang

Tanpa adanya alat ukur beberapa kegiatan akan sulit dilakukan. Khususnya yang berhubungan dengan pembangunan. Selalu ada ukuran pasti yang harus diketahui sehingga struktur bangunan bisa berdiri dengan kokoh.

Hanya saja tidak semua pengukuran membutuhkan alat khusus atau yang baku. Beberapa bisa saja hanya perlu ukuran secara umum yang tidak ditetapkan secara global. Pengukuran tersebut membutuhkan alat ukur tidak baku yang memiliki acuan berbeda-beda.

Misalnya saja kamu ingin mengukur lebar pintu menggunakan jengkal atau telapak tangan. Maka ukuran yang kamu dapatkan akan berbeda dengan ayahmu karena ukuran jengkalnya berbeda.

Lalu apa saja alat ukur tidak baku yang selama ini masih saja digunakan acuan oleh masyarakat? Berikut ini beberapa jenis-jenisnya.

1. Depa

Alat ukur yang pertama ini mengacu pada panjang dari ujung jari kanan hingga ujung jari tangan kiri jika dibentangkan. Kerap digunakan untuk mengetahui lebar atau panjang sebuah objek seperti dinding meja, kursi dan sejenisnya.

Tentu saja ukuran ini tidak bisa digunakan untuk mengetahui nilai pasti dan memasukkannya ke dalam rumus matematika. Mengingat tidak ada angka pasti yang bisa dilihat. Selain itu ukuran telapak tangan setiap orang akan berbeda.

2. Telapak Tangan

Seperti yang sudah disebutkan, telapak tangan menjadi salah satu alat ukur tidak baku mengingat setiap orang memiliki bentuk dan ukuran telapak berbeda-beda. Cara mengukurnya sendiri hanya perlu merentangkan salah satu tangan ke permukaan objek.

Biasanya yang sering digunakan adalah telapak tangan kanan karena mudah digunakan. Kemudian sambil melebarkan jari satu telapak tangan kemudian mengambil satu jengkal dari ibu jari ke jari kelingking untuk berpindah.

3. Punggung Tangan

Menggunakan punggung tangan memang sangat unik karena biasanya digunakan untuk mengukur suhu badan seseorang di bagian dahi. Berbeda dengan jengkal yang digunakan dengan merentangkan ibu jari, ketika menggunakan punggung tangan jari bisa dirapatkan.

Kemudian pindahkan tangan ke area yang ingin dihitung dan begitu seterusnya. Berapa banyaknya punggung tangan berpindah menjadi nilai pengukurannya. Meskipun cukup jarang namun masih ada orang di beberapa daerah yang menggunakan metode ini.

4. Langkah Kaki

Selanjutnya adalah langkah kaki yang sering digunakan oleh masyarakat zaman dahulu ketika harus mengukur luas tanah. Saat menggunakan langkah kaki maka seseorang harus menentukan titik awal dan titik akhir terlebih dahulu kemudian mengukurnya langkah demi langkah.

Seperti alat ukur tidak baku lainnya, panjang langkah setiap orang berbeda sehingga nilai pengukurannya kerap tidak akurat. Bahkan langkah satu orang juga bisa memiliki panjang yang berbeda.

5. Posisi Matahari

Berbeda dengan keempat alat lainnya yang biasanya digunakan untuk mengukur panjang sebuah objek atau benda. Posisi matahari bertujuan untuk mengukur panjang waktu. Kebanyakan orang di lapangan akan mempergunakan alat ini ketika tidak bisa melihat langsung ke jam.

Selain posisi matahari, biasanya juga dibantu dengan posisi bayangan. Contohnya saja ketika matahari tepat berada di atas kepala maka bayangan juga akan menjadi sama dengan objek. Itu artinya waktu sudah menunjukkan ke pukul siang hari.

6. Jam Pasir

Sama seperti posisi matahari, jam pasir bertujuan untuk mengukur panjang waktu. Jam pasir tentu sudah jadi benda yang familiar bukan. Alat ini berisikan pasir dengan gelas kaca yang bisa dibolak balik sesuai kebutuhan.

Banyak tidaknya jam pasir ini bisa menentukan lama waktu. Dengan memanfaatkan gaya gravitasi, pasir akan turun dan menjadi tolak ukur panjangnya waktu. Jam pasir menjadi alat ukur yang dulu banyak digunakan sebelum kehadiran jam elektronik.

7. Potongan Kayu/ Tongkat

Kembali lagi untuk alat yang mengukur panjangnya sebuah objek. Alat seperti potongan kayu atau tongkat juga bisa digunakan untuk mengukur. Sama-sama tidak bisa menciptakan nilai yang akurat alat ini masuk ke jenis alat ukur tidak baku.

Cara menggunakannya sangat mudah, hanya perlu meletakkan tongkat atau alat sejenisnya ke permukaan objek. Pastikan saja bahwa permukaannya rata sehingga lebih mudah untuk digunakan. Berapa banyaknya potongan tersebut dipindahkan menjadi nilai ukurnya.

8. Hasta

Ada juga alat yang digunakan untuk mengukur panjang memanfaatkan siku sampai ujung jari tengah. Karena panjang siku setiap orang berbeda-beda maka alat ini dikatakan tidak baku. Meskipun sampai saat ini beberapa orang menggunakannya untuk mengukur kain.

Cara menggunakannya hanya perlu memindahkan siku dari satu sisi ke sisi lainnya. Kemudian berapa banyak siku berpindah maka merupakan nilai ukurnya.

9. Benang

Terakhir adalah benang atau bisa juga digantikan dengan tali. Alat elastis ini bisa digunakan juga untuk mengukur layaknya potongan tongkat atau kayu tadi. Hanya saja bedanya bisa dimanfaatkan mengukur objek dengan lengkungan.

Caranya juga sama yaitu dengan memindahkan benang dari satu sisi ke sisi lainnya hingga membentuk garis yang lurus. Berapa banyak benang berpindah menjadi nilai ukurnya.

Alat ukur panjang tidak baku adalah cara alternatif yang beberapa masih banyak dimanfaatkan. Apabila kamu ingin mendapatkan nilai yang lebih akurat sebaiknya pilih alat ukur panjang yang baku.

Artikel terkait lainnya:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *