Mengenal Alat untuk Mengukur Muai Panjang Zat Padat

Pemuaian merupakan pertambahan ukuran dari suatu benda karena adanya kenaikan suhu, hal ini juga terjadi pada zat padat. Alat untuk mengukur muai panjang zat padat ini ternyata tersedia dan sudah ada sejak lama.

Kamu yang ingin menekuni pelajaran bidang fisika atau ingin menjadi ilmuwan harus tahu soal alat ini. Pasalnya ada banyak zat padat yang memuai dan perlu diukur ketika memuai dengan alat ukur ini. Apa nama alatnya dan bagaimana cara menggunakannya bisa dicek di sini.

Alat untuk Mengukur Muai Panjang Zat Padat, Sejarah hingga Cara Kerjanya

Pada pelajaran fisika kamu akan mengenal alat yang bernama Musschenbroek. Alat inilah yang digunakan untuk mengukur muai panjang suatu zat padat. Jika dilihat dari bentuknya, alat ini memiliki ukuran yang lumayan besar namun masih bisa diletakkan di atas meja.

Pada alat ini terdapat jarum skala, tempat untuk zat padat, jarum skala, dan juga pembakar berupa spiritus. Nantinya pemuaian yang terjadi pada zat padat akan diukur langsung di atas alat ini.

Seperti apa sejarah munculnya alat ini dan bagaimana cara menggunakannya bisa kamu cari tahu berikut ini.

Sejarah Munculnya Alat Musschenbroek

Alat yang digunakan untuk mengukur panjang muai zat padat ini ditemukan atau diciptakan oleh Pieter van Musschenbroek. Pieter adalah seorang ilmuwan asal Belanda yang hidup dari tahun 1692 hingga 1761.

Dia juga adalah seorang profesor yang mengajar di Utrecht, Leiden dan Duisburg dalam mata kuliah matematika, filosofi, pengobatan hingga astronomi. Ada banyak hal yang ditemukan oleh Pieter mulai dari kajian kemagnetan dan kohesi benda juga alat pengukur suhu tinggi (pyrometer).

Dia juga menemukan Leyden Jar yakni perangkat yang digunakan untuk menyimpan muatan listrik. Terakhir barulah dia menemukan alat yang bisa digunakan mengukur zat padat yang memuai. Alat ini kemudian dinamakan sesuai dengan namanya Musschenbroek.

Cara Menggunakan Musschenbroek untuk Mengukur Zat Padat Memuai

Suatu benda padat yang memuai karena dipanaskan akan memiliki panjang, luas hingga volume berbeda dari sebelumnya. Pemuaian yang dipengaruhi oleh koefisien muai dan perubahan suhu ini bisa diukur dengan Musschenbroek.

Cara menggunakannya pun sangat mudah, pertama adalah meletakkan zat padat tersebut di atas alat yakni di atas tempat yang sudah disediakan. Batang tersebut kemudian harus dikencangkan menggunakan sekrup yang ada di samping sehingga tidak mudah jatuh, namun tidak perlu terlalu rapat.

Kemudian nyalakan pembakar spiritus di bagian bawah zat padat tersebut maka perubahan ukuran atau pemuaian akan perlahan terjadi. Nantinya zat padat akan memiliki panjang yang bertambah karena efek pemuaian.

Pertambahan tersebut akan mendorong jarum skala dan lama kelamaan akan muncul besaran pertambahannya. Kamu tinggal melihat saja berapa nilai tambahnya sesuai dengan satuan yang ada di skala tersebut.

Perlu diperhatikan bahwa zat padat yang dimaksudkan di sini adalah benda logam karena benda-benda tersebut yang bisa memuai. Ketika ingin diukur maka harus memilih jenis logam sesuai dengan ukuran Musschenbroek. Biasanya logam berbentuk plat yang paling mudah untuk diukur.

Hasil Pengukuran Beberapa Zat Padat

Hasil Pengukuran Beberapa Zat Padat

Setelah menggunakan Musschenbroek ada beberapa jenis zat padat yang memiliki ukuran pemuaian tertentu. Ukuran ini berbeda-beda untuk setiap logam tergantung dengan koefisien zat.

Berikut ini pertambahan panjang zat padat berupa logam dalam kenaikan panas 1 derajat Celcius untuk sepanjang 1 meter dan koefisien muai panjang.

1. Aluminium

Aluminium merupakan salah satu jenis logam yang paling melimpah di dunia. Logam ini telah membentuk 8,1% kerak bumi. Penggunaannya juga sangat melimpah di masyarakat mulai dari furnitur hingga struktur bangunan.

Penting untuk mengetahui berapa nilai muai aluminium sehingga ketika membentuk struktur bangunan akan tetap kokoh tidak terpengaruh kemampuan muainya tersebut. Aluminium memiliki koefisien muai sebesar 0,000024 per derajat Celcius.

2. Perunggu

Perunggu juga merupakan salah satu jenis logam yang diciptakan dari perpaduan tembaga dengan unsur kimia lainnya. Biasanya dipadukan dengan rumah, mangan hingga aluminium. Sifatnya keras tetapi masih bisa memuai.

Lebih sering digunakan untuk kegiatan keagamaan karena dimanfaatkan dalam pembuatan peralatan. Mulai dari kapak, bejana, sampai dengan senjata lainnya. Hanya saja saat ini perunggu digunakan untuk material bangunan.

Soal koefisien muai panjang dari perunggu adalah 0,000019 untuk per derajat Celcius. Nilai muainya lebih rendah jika dibandingkan aluminium.

3. Besi

Material ini merupakan jenis logam dalam transisi yang pertama dan menjadi inti luar bumi yang paling banyak. Termasuk dalam unsur keempat kerak bumi dan jumlahnya sangat melimpah hingga saat ini.

Besi memiliki sifat lunak namun tetap keras. Berkat sifat lunaknya tersebut besi dapat memuat. Selain itu besi juga lentur sehingga mudah untuk dibentuk. Besi sendiri memiliki koefisien muai panjang 0,000012 per derajat Celcius.

4. Baja

Selanjutnya adalah baja yaitu besi murni yang sifatnya kurang kuat serta mudah berkarat. Namun tingkat keuletannya sangat tinggi sehingga untuk penggunaannya perlu dipadukan dengan elemen lain. Baja memiliki koefisien muai panjang 0,000011 per derajat Celcius.

5. Tembaga

Ada juga logam yang merupakan tembaga yakni logam yang pertama kali ditambah oleh manusia. Memiliki sifat tahan korosi dan sering dimanfaatkan sebagai penghantar listrik. Tembaga memiliki koefisien muai panjang 0,000017 per derajat Celcius.

Inilah penjelasan soal alat untuk mengukur muai panjang zat padat yang ternyata sudah ada sejak tahun 1700 an. Sampai saat ini alat bernama Musschenbroek masih sering digunakan.

Relate Article:

Apa Saja Alat Ukur Panjang dan Satuannya? Cek di Sini

Pengukuran menjadi salah satu materi pelajaran yang tidak boleh dilewatkan di masa Sekolah Dasar (SD). Banyak materi soal alat ukur panjang dan satuannya yang digunakan serta berkaitan dengan pelajaran matematika.

Tidak hanya itu saja, alat ukur ini masih digunakan juga dalam berbagai profesi. Contohnya saja arsitektur hingga di Badan Pertanahan Indonesia. Jika kamu memiliki minat pada bidang tersebut maka perlu mempelajari materi ini secara khusus.

Belajar tentang Alat Ukur Panjang dan Satuannya

Proses pengukuran dilakukan dengan cara membandingkan nilai suatu besaran dengan menggunakan besaran sejenis dan ditetapkan menjadi satuan alat ukur sesuai. Misalnya saja ada dua buah meja, untuk bisa mengetahui nilainya secara pasti maka perlu digunakan centimeter atau meter.

Inilah yang disebut dengan pengukuran, jadi ada alat untuk mengukur beserta satuannya sehingga lebih mudah untuk membandingkan. Alat ukur panjang sendiri bertujuan untuk mengukur tinggi, panjang, lebar hingga tebal.

Jenis alatnya ada begitu banyak serta memiliki satuan yang berbeda-beda. Berikut ini jenis-jenis alat ukur panjang yang masuk kategori baku lengkap dengan satuannya.

1. Mistar

mistar

Kamu mungkin lebih akrab dengan sebutan penggaris, ya alat ini adalah salah satu jenis alat ukur panjang baku. Sangat mudah ditemukan dan biasanya sudah digunakan masyarakat sejak SD.

Bentuknya sendiri bisa bervariasi dan bisa terbuat dari bahan plastik, kayu, besi atau mika. Harganya bervariasi tergantung dengan jenis bahan yang digunakan. Varian bentuknya ada panjang lurus, segitiga, siku-siku hingga berbentuk busur.

Jika dilihat dari satuan yang digunakan ada cm (centimeter) dan juga mm (milimeter). Skalanya sendiri mulai dari 0,1 cm atau 1.00 mm hingga sesuai besar penggaris. Fungsinya adalah untuk mengukur benda yang tidak terlalu kecil maupun besar. Contohnya saja meja, kursi dan sejenisnya.

Cara menggunakannya adalah dengan meletakkan ujung atau tepi benda yang hendak diukur. Kemudian sejajarkan mistar dan baca skala yang tertera.

2. Mikrometer Sekrup

Mikrometer Sekrup

Sesuai dengan namanya, alat ini memiliki satuan pengukuran yaitu mm dengan skala dimulai dari 0,01 mm. Itu artinya alat ini bisa digunakan untuk mengukur benda yang sangat kecil. Oleh karena itulah alat juga dibuat menyesuaikan benda sehingga mempermudah pengukuran.

Alatnya sendiri dibuat dari bahan logam sehingga lebih tahan lama. Seringkali digunakan untuk bengkel atau laboratorium. Bentuk alat terdiri dari beberapa bagian seperti frame, spindle, lock nut, sleeve dan masih banyak lagi. Secara umum alat ini memiliki bentuk tongkat dengan ujung yang memiliki lengkungan.

Tidak hanya benda kecil, mikrometer sekrup ini bisa juga digunakan untuk mengukur benda yang tipis. Misalnya saja kertas atau besi plat. Cara menggunakannya adalah dengan memasukkan benda tersebut ke dalam lengkungan yang sudah disediakan.

Kemudian dengan bagian sekrup yang tersedia benda tersebut bisa dikencangkan Alat ini juga sudah dirancang supaya benda yang diukur memiliki posisi pas sehingga ukurannya tidak salah.

3. Meteran

METERAN

Alat ini juga sudah sangat familiar karena kerap digunakan oleh tukang bangunan atau mereka yang bekerja di bidang konstruksi. Meteran adalah alat yang memiliki satuan mulai dari cm, mm, inch hingga feet. Kamu bisa membelinya tergantung dengan kebutuhan.

Sedangkan panjang dari meteran juga bervariasi ada yang 3, 5 hingga 50 meter. Selain itu jenisnya juga sangat banyak. Mulai dari meteran tangan yang memiliki panjang hingga 10 meter. Ada juga roll meter yang biasanya digunakan untuk penjahit berbentuk pita plastik.

Jenis selanjutnya adalah meteran gulung yang biasanya digunakan untuk pembangunan dan juga mengukur lebar jalan atau tanah. Ada dua meteran yang terbaru yaitu meteran dorong digital yang berukuran cukup besar karena digunakan untuk mengukur jembatan atau panjang jalan.

Kedua adalah meteran laser yang penggunaannya hanya perlu ditembakkan dan muncul laser. Ukurannya akan disajikan dalam bentuk digital. Khusus meteran digital dengan laser kamu bisa menggunakannya dengan mudah tanpa bantuan orang lain.

Tapi jika ingin menggunakan meteran dorong digital, meteran gulung meteran tangan maka butuh bantuan orang lain untuk memegang ujung meteran sehingga tidak salah dalam mengukur.

4. Jangka Sorong

Jangka Sorong

Nama alat ukur ini memang terdengar unik dan memiliki satuan cm dan mm. Satuan terkecilnya adalah 0,01 cm atau 0,1 mm. Jika dilihat sekilas bentuknya mirip dengan kunci inggris karena memang ada bagian yang bisa didorong untuk menyesuaikan ketebalan dari objek.

Fungsi dari alat ukur ini adalah untuk mengukur diameter dalam dan luar suatu benda. Begitu juga dengan mengukur kedalaman benda tersebut. Alat ukur yang satu ini dulunya memiliki bentuk manual yang mirip dengan mistar namun terdapat bagian ujungnya yang digunakan untuk pengukuran.

Namun saat ini sudah tersedia juga jangka sorong digital di mana nominal atau nilai satuannya akan muncul dalam bentuk digital. Ukuran alatnya sendiri juga lebih kecil sehingga praktis untuk dibawa ke mana saja.

Cara menggunakannya adalah dengan menjepit benda atau objek tersebut memanfaatkan rajah bawah alat. Cara tersebut digunakan untuk mengukur sisi luar, sedangkan untuk sisi dalam hanya perlu meletakkan rahang atas jangka sorong pada bagian dalam benda. Baru dorong rahang sorong hingga tidak tersisa lagi ruang.

Maka kamu bisa langsung melihat berapa nilainya yang perlu diketahui. Supaya bisa mengetahui pengukurannya kamu juga harus mempelajari soal skala tetap serta skala nonius.

Inilah empat macam alat ukur panjang dan satuannya yang bisa digunakan. Mempelajari cara kerja masing-masing sangat penting demi mendapat nilai suatu objek dengan akurat.

Postingan lainnya di blog ini:

Alat Ukur Panjang Tidak Baku adalah Alat Alternatif, Cek Jenisnya

Alat ukur menjadi salah satu jenis alat yang sangat dibutuhkan dalam berbagai bidang. Ada dua alat yang tersedia salah satunya alat ukur panjang tidak baku adalah alat alternatif yang bisa menghasilkan nilai berbeda-beda.

Jenis dari alat ukur tidak baku ini sangat banyak dan digunakan dalam situasi berbeda. Selain itu alat ukur tersebut sudah lama digunakan sebelum hadirnya alat ukur yang baku. Apa saja jenisnya bisa disimak di sini hingga akhir.

Alat Ukur Panjang Tidak Baku adalah Depa hingga Benang

Alat Ukur Panjang Tidak Baku adalah Depa hingga Benang

Tanpa adanya alat ukur beberapa kegiatan akan sulit dilakukan. Khususnya yang berhubungan dengan pembangunan. Selalu ada ukuran pasti yang harus diketahui sehingga struktur bangunan bisa berdiri dengan kokoh.

Hanya saja tidak semua pengukuran membutuhkan alat khusus atau yang baku. Beberapa bisa saja hanya perlu ukuran secara umum yang tidak ditetapkan secara global. Pengukuran tersebut membutuhkan alat ukur tidak baku yang memiliki acuan berbeda-beda.

Misalnya saja kamu ingin mengukur lebar pintu menggunakan jengkal atau telapak tangan. Maka ukuran yang kamu dapatkan akan berbeda dengan ayahmu karena ukuran jengkalnya berbeda.

Lalu apa saja alat ukur tidak baku yang selama ini masih saja digunakan acuan oleh masyarakat? Berikut ini beberapa jenis-jenisnya.

1. Depa

Alat ukur yang pertama ini mengacu pada panjang dari ujung jari kanan hingga ujung jari tangan kiri jika dibentangkan. Kerap digunakan untuk mengetahui lebar atau panjang sebuah objek seperti dinding meja, kursi dan sejenisnya.

Tentu saja ukuran ini tidak bisa digunakan untuk mengetahui nilai pasti dan memasukkannya ke dalam rumus matematika. Mengingat tidak ada angka pasti yang bisa dilihat. Selain itu ukuran telapak tangan setiap orang akan berbeda.

2. Telapak Tangan

Seperti yang sudah disebutkan, telapak tangan menjadi salah satu alat ukur tidak baku mengingat setiap orang memiliki bentuk dan ukuran telapak berbeda-beda. Cara mengukurnya sendiri hanya perlu merentangkan salah satu tangan ke permukaan objek.

Biasanya yang sering digunakan adalah telapak tangan kanan karena mudah digunakan. Kemudian sambil melebarkan jari satu telapak tangan kemudian mengambil satu jengkal dari ibu jari ke jari kelingking untuk berpindah.

3. Punggung Tangan

Menggunakan punggung tangan memang sangat unik karena biasanya digunakan untuk mengukur suhu badan seseorang di bagian dahi. Berbeda dengan jengkal yang digunakan dengan merentangkan ibu jari, ketika menggunakan punggung tangan jari bisa dirapatkan.

Kemudian pindahkan tangan ke area yang ingin dihitung dan begitu seterusnya. Berapa banyaknya punggung tangan berpindah menjadi nilai pengukurannya. Meskipun cukup jarang namun masih ada orang di beberapa daerah yang menggunakan metode ini.

4. Langkah Kaki

Selanjutnya adalah langkah kaki yang sering digunakan oleh masyarakat zaman dahulu ketika harus mengukur luas tanah. Saat menggunakan langkah kaki maka seseorang harus menentukan titik awal dan titik akhir terlebih dahulu kemudian mengukurnya langkah demi langkah.

Seperti alat ukur tidak baku lainnya, panjang langkah setiap orang berbeda sehingga nilai pengukurannya kerap tidak akurat. Bahkan langkah satu orang juga bisa memiliki panjang yang berbeda.

5. Posisi Matahari

Berbeda dengan keempat alat lainnya yang biasanya digunakan untuk mengukur panjang sebuah objek atau benda. Posisi matahari bertujuan untuk mengukur panjang waktu. Kebanyakan orang di lapangan akan mempergunakan alat ini ketika tidak bisa melihat langsung ke jam.

Selain posisi matahari, biasanya juga dibantu dengan posisi bayangan. Contohnya saja ketika matahari tepat berada di atas kepala maka bayangan juga akan menjadi sama dengan objek. Itu artinya waktu sudah menunjukkan ke pukul siang hari.

6. Jam Pasir

Sama seperti posisi matahari, jam pasir bertujuan untuk mengukur panjang waktu. Jam pasir tentu sudah jadi benda yang familiar bukan. Alat ini berisikan pasir dengan gelas kaca yang bisa dibolak balik sesuai kebutuhan.

Banyak tidaknya jam pasir ini bisa menentukan lama waktu. Dengan memanfaatkan gaya gravitasi, pasir akan turun dan menjadi tolak ukur panjangnya waktu. Jam pasir menjadi alat ukur yang dulu banyak digunakan sebelum kehadiran jam elektronik.

7. Potongan Kayu/ Tongkat

Kembali lagi untuk alat yang mengukur panjangnya sebuah objek. Alat seperti potongan kayu atau tongkat juga bisa digunakan untuk mengukur. Sama-sama tidak bisa menciptakan nilai yang akurat alat ini masuk ke jenis alat ukur tidak baku.

Cara menggunakannya sangat mudah, hanya perlu meletakkan tongkat atau alat sejenisnya ke permukaan objek. Pastikan saja bahwa permukaannya rata sehingga lebih mudah untuk digunakan. Berapa banyaknya potongan tersebut dipindahkan menjadi nilai ukurnya.

8. Hasta

Ada juga alat yang digunakan untuk mengukur panjang memanfaatkan siku sampai ujung jari tengah. Karena panjang siku setiap orang berbeda-beda maka alat ini dikatakan tidak baku. Meskipun sampai saat ini beberapa orang menggunakannya untuk mengukur kain.

Cara menggunakannya hanya perlu memindahkan siku dari satu sisi ke sisi lainnya. Kemudian berapa banyak siku berpindah maka merupakan nilai ukurnya.

9. Benang

Terakhir adalah benang atau bisa juga digantikan dengan tali. Alat elastis ini bisa digunakan juga untuk mengukur layaknya potongan tongkat atau kayu tadi. Hanya saja bedanya bisa dimanfaatkan mengukur objek dengan lengkungan.

Caranya juga sama yaitu dengan memindahkan benang dari satu sisi ke sisi lainnya hingga membentuk garis yang lurus. Berapa banyak benang berpindah menjadi nilai ukurnya.

Alat ukur panjang tidak baku adalah cara alternatif yang beberapa masih banyak dimanfaatkan. Apabila kamu ingin mendapatkan nilai yang lebih akurat sebaiknya pilih alat ukur panjang yang baku.

Artikel terkait lainnya:

Alat Ukur Panjang Baku Adalah: Pengertian dan Fungsinya

Dalam kehidupan sehari-hari, terdapat beberapa pekerjaan yang menggunakan alat ukur panjang untuk menyelesaikan tugasnya. Sekarang pun ada dua jenis alat ukur panjang, yakni alat ukur panjang yang baku dan tidak baku. Alat ukur panjang baku adalah alat yang menghasilkan hasil pengukuran panjang suatu objek dengan akurat. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai alat ukur panjang baku, simaklah penjelasan yang ada di bawah ini.

Alat Ukur Panjang Baku Adalah

Untuk mengetahui panjang suatu objek, maka diperlukan alat ukur yang akurat dalam mengetahui hasil pengukuran itu. Alat ukur panjang baku merupakan alat yang sempurna untuk melakukan hal tersebut, sebab alat ukur yang seperti ini sudah dipakai oleh pihak profesional dan awam yang ada di seluruh dunia ini.

Hal itu tidak mengherankan sama sekali sebab alat ukur panjang baku memang mampu menghasilkan hasil pengukuran yang bersifat tetap dan tidak akan berubah meskipun ada pihak lain yang mengukur objek yang sama. Mulai dari awal pengukuran hingga akhir, hasil yang nantinya akan ditampilkan pasti sama dan tidak memiliki perbedaan yang mencolok.

Jenis alat yang satu ini sangat berbeda dengan alat ukur panjang tidak baku yang memiliki sifat tidak tetap dan terkadang akan sangat membingungkan untuk dijadikan data. Sebab, alat ukur panjang yang tidak baku akan berbeda-beda tergantung dari pihak yang menghitung suatu objek sehingga sifatnya tidak pasti dan tidak bisa dijadikan acuan yang tepat.

Alat ukur panjang baku tidak hanya dijadikan sebagai alat untuk membantu pekerjaan sehari-hari masyarakat yang luas, namun alat ini juga biasanya dipakai oleh para peneliti dalam melakukan kegiatan riset ilmiah. Sebuah riset ilmiah pastinya tidak boleh menggunakan alat ukur panjang tidak baku, sebab riset ilmiah harus menghasilkan analisis yang akurat dan tidak bersifat subjektif.

Oleh karena itu, ilmuwan akan selalu memakai alat ukur panjang baku dalam mencari jawaban atas rumusan masalah yang dimiliki. Data yang nantinya dihasilkan pun akan menjadi jauh lebih akurat daripada harus bergantung dengan hasil pengukuran yang tidak bisa dipertanggung jawabkan. Meskipun begitu, alat ukur panjang yang tidak baku juga masih bisa dipakai dalam kehidupan sehari-hari, hanya saja tidak bisa dijadikan sebagai acuan utama dalam kegiatan yang berhubungan dengan hal-hal ilmiah.

Mengapa Satuan Pengukuran Baku Itu Penting?

Mengapa Satuan Pengukuran Baku Itu Penting

Mungkin banyak di antara kamu yang sering kali merasa penasaran mengapa satuan pengukuran baku menjadi hal yang krusial terlebih pada alat ukur panjang. Sejak zaman dahulu hingga sekarang ini, dunia ilmu pengetahuan alam selalu berpegang teguh dan menjadikan satuan baku untuk dijadikan sebagai acuan dalam aktivitas pengukuran. Mengapa demikian?

1. Satuan Baku Mudah Dikonversi Menuju ke Satuan Lain

Alasan pertama yang menjadi latar belakang mengapa dunia ilmiah atau ilmu pengetahuan alam memakai satuan baku adalah karena satuan ini sangat mudah untuk digunakan. Dalam artian, satuan baku ini nantinya mudah untuk dikonversi menjadi satuan yang lain ketika ingin dipakai untuk menjelaskan beberapa hal tertentu.

Kemudahan yang satu ini tidak akan bisa dirasakan apabila menggunakan alat ukur panjang yang menerapkan sistem satuan tidak baku. Sebab, satuan tidak baku apabila dikonversikan pun memiliki hasil yang masih ambigu dan tidak pasti, berbeda dengan satuan yang baku. Kamu tidak memerlukan banyak alat ukur panjang hanya untuk mencari panjang benda, sebab hanya dengan mencari alat ukur yang tepat pun kamu akan mendapatkan hasil dengan satuan baku yang sesuai.

Salah satu contohnya adalah kamu yang sedang berusaha untuk menghitung seberapa panjang sebuah layar televisi yang ada di rumah. Untuk melakukan hal itu, kamu bisa menggunakan mistar dalam menghitung layar tersebut dan nantinya akan muncul hasil penghitungan dalam satuan centimeter. Nah, satuan itu bisa kamu konversikan menjadi satuan yang lain seperti meter atau milimeter menggunakan faktor konversi.

2. Satuan Baku Bersifat Standar

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, satuan baku pada alat ukur seperti alat ukur panjang memiliki sifat standar dan seragam dengan yang lain. Dunia ilmiah pun menggunakan satuan baku karena satuan ini akan sama ukurannya pada semua tempat sebab satuan tersebut sudah ditetapkan oleh dunia internasional.

Menurut SI atau sistem internasional, satuan panjang baku yang dianut oleh dunia adalah meter. Pada tahun 1793, satu meter dianggap memiliki panjang yang sama dengan sepersepuluh juta jarak dari garis khatulistiwa menuju ke kutub utara bumi sepanjang garis bujur yang melewati Paris. Namun definisi tersebut pun berubah pada tahun 1960, dan meter disebut sebagai jumlah panjang gelombang tertentu yang berasal dari garis emisi kripton-86. Untuk definisi meter pada masa sekarang berasal dari modifikasi pada tahun 2002 sehingga mampu memperjelas bahwa meter adalah satuan ukur panjang baku yang tepat.

3. Hasil Pengukuran Akan Selalu Sama

Terakhir, hasil pengukuran satuan baku tidak akan berubah meskipun telah dilakukan penghitungan ulang sebab hasil akhirnya pasti tidak akan berbeda. Ketika memakai satuan tidak baku, akan terdapat perbedaan tertentu yang membuat hasil pengukuran tidak bisa dipakai untuk melakukan pengukuran pada data yang lain.

Bisa disimpulkan, alat ukur panjang baku adalah jenis alat ukur panjang yang menerapkan satuan baku pada hasil penghitungannya. Dengan begitu, maka tidak akan muncul perbedaan hasil yang kemungkinan bisa memicu konflik ketika sedang melakukan riset ilmiah.

Baca juga:

Macam Macam Alat Ukur Panjang dan Fungsi yang Dimilikinya

Ketika ingin melakukan pengukuran panjang, maka kita harus memakai alat-alat khusus agar bisa mengetahui hasilnya dengan akurat. Kini, sudah beberapa macam macam alat ukur panjang yang dapat dijadikan pilihan untuk mengukur objek tertentu. Untuk mengetahui apa saja alat-alat tersebut, simaklah penjelasan yang ada di bawah ini.

Macam Macam Alat Ukur Panjang

Dari sekian alat ukur panjang, sebenarnya mereka memiliki kesamaan yang mencolok yakni untuk mengukur seberapa besar panjang suatu objek. Peranan alat itu pun tidak jauh berbeda antara satu sama lain yang dimanfaatkan untuk mengukur benda dengan tingkat ketelitian yang tinggi, akurat, tajam, dan terpercaya. Berikut ini adalah macam-macam alat untuk mengukur panjang beserta fungsi dan kemampuannya.

1. Mikrometer Sekrup

Mikrometer Sekrup

Alat ukur panjang yang pertama adalah mikrometer sekrup, yakni sebuah alat ukur panjang dengan tingkat akurasi yang luar biasa dan sangat presisi. Alat ini mampu mengukur dan melihat benda dengan satuan ukur yang mempunyai tingkat ketelitian sebesar 0.01 mm. Umumnya, mikrometer sekrup akan dipakai di dalam teknik elektro dan teknik mesin karena akurasinya yang bagus. Dengan begitu, kita bisa mengukur ketebalan atau diameter benda yang ukurannya sangat kecil.

Beberapa benda dengan ukuran kecil yang tipis dan bisa diukur menggunakan mikrometer sekrup adalah kawat, lebar kertas, aluminium, lempeng baja, rambut, seng, dan lain sebagainya. Pada mikrometer sekrup, ada dua bagian yang harus diperhatikan yakni poros ulir (selubung luar) dan poros tetap (selubung dalam).

Pada poros tetap mikrometer sekrup, terdapat skala yang disebut sebagai skala panjang. Skala panjang ini merupakan skala utama pada mikrometer, sedangkan pada poros ulir bisa ditemukan skala nonius. Apabila dibandingkan dengan alat ukur panjang yang lain, maka bisa dibilang mikrometer sekrup ini mempunyai ketelitian yang jauh lebih tinggi.

2. Jangka Sorong

Jangka Sorong

Selanjutnya ada jangka sorong yang juga sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Jangka yang satu ini memiliki tingkat ketelitian yang sangat tinggi dan mampu mencapai seperseratus milimeter. Fungsi utama dari jangka sorong adalah untuk mengukur panjang suatu benda yang ukurannya kecil. Berdasarkan jenisnya, jangka sorong ini terbagi ke dalam 3 macam yakni:

Jangka Sorong Digital

Jenis yang pertama adalah jangka sorong digital yang bisa dipakai untuk mengukur benda kecil lainnya dengan mudah. Apabila dibandingkan dengan jenis jangka sorong yang lain, versi digital ini terbilang paling praktis untuk digunakan karena mampu menampilkan hasil pengukuran ke dalam bentuk angka-angka digital.

Jangka Sorong Analog (Dial Caliper)

Jenis yang kedua adalah jangka sorong analog yang mempunyai skala nonius. Pada skala ini, terdapat sebuah jarum analog yang fungsinya untuk menunjukkan hasil pengukuran. Tingkat akurasi yang dimiliki oleh jangka sorong analog adalah 0.05 mm.

Jangka Sorong Manual (Vernier Caliper)

Jenis yang ketiga yakni jangka sorong manual, sebuah jangka dengan proses penghitungan yang masih dilakukan menggunakan teknik manual. Pada jangka sorong jenis ini, tersedia dua skala pengukuran yakni skala tetap dan skala nonius. Tingkat akurasi dari jangka sorong manual ini mencapai 0.1 mm.

3. Meteran

METERAN

Meteran atau yang juga sering disebut sebagai rollmeter merupakan alat ukur panjang yang sangat penting terlebih untuk digunakan dalam proses konstruksi bangunan. Sebenarnya, alat meteran ini sedikit mirip seperti mistar, hanya saja yang membedakan di antara keduanya adalah meteran ini bisa digulung dengan mudah dan lebih panjang daripada mistar.

Satuan yang digunakan untuk meteran adalah inch, feet, cm, dan mm. Alat yang satu ini biasanya dipakai untuk mengukur benda yang besar dan panjang seperti rumah, tanah, bangunan, dan lain sebagainya. Alat ukur meteran pun akan terbagi ke dalam beberapa jenis, yakni:

Meteran Laser

Jenis meteran laser memiliki kinerja yang mudah sebab kamu tidak perlu lagi melakukan pengukuran secara manual. Nantinya, hasil pengukuran akan tertera secara langsung pada layar LCD yang ada di dalam perangkat. Meteran laser memang masih terdengar asing karena cukup jarang digunakan oleh masyarakat biasa. Alat ini umumnya dipakai oleh ahli konstruksi atau arsitek agar bisa menyelesaikan pekerjaan mereka.

 Meteran Digital

Meteran digital akan menampilkan hasil pengukuran yang bisa dibaca dengan langsung secara digital. Kamu tidak perlu repot-repot harus mengulur atau menarik meteran lagi, sebab kamu hanya perlu melewati benda yang ingin diukur dan hasilnya pun akan muncul secara otomatis.

 Meteran Konvensional

Jenis meteran yang terakhir ini memiliki metode penggunaan yang masih sangat konvensional. Sehingga, kamu harus menarik ujung luar meteran dan menempatkannya pada objek ketika ingin melakukan proses pengukuran. Meteran konvensional sering digunakan oleh penjahit atau tukang bangunan untuk membantu proses pekerjaan mereka. Salah satu kelebihan utama dari meteran konvensional adalah alat ini tidak mudah rusak dan sangat awet dalam waktu lama.

4. Busur Derajat

Busur Derajat

Alat ukur panjang yang selanjutnya adalah busur derajat yang berfungsi untuk menghitung panjang suatu benda sekaligus untuk mengetahui seberapa besar derajat yang terbentuk pada sebuah sudut. Biasanya, busur derajat dipakai oleh arsitek dan siswa sekolah agar bisa mengukur sudut derajat yang berasal dari dua garis objek.

Begitulah macam macam alat ukur panjang yang biasa ditemukan di sekitar kita. Tidak salah lagi, alat ukur panjang adalah alat yang pasti akan membantu kita dalam menyelesaikan berbagai macam pekerjaan sehingga alat ini wajib untuk dimiliki.

Postingan terkait:

Mengenal Alat untuk Mengukur Panjang yang Harus Dipahami Siswa

Apabila kamu adalah siswa yang masih duduk di sekolah menengah, pasti akan mendapatkan mata pelajaran Fisika. Nah, pada pelajaran Fisika kamu akan bertemu dengan materi yang membahas tentang alat untuk mengukur panjang. Alat yang satu ini berguna untuk mengetahui seberapa besar jarak antara suatu benda. Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai alat ukur panjang, simaklah penjelasan di bawah.

Alat untuk Mengukur Panjang

Sebelum menjelaskan lebih lanjut mengenai alat ukur panjang, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu mengenai apa yang dimaksud dengan alat yang satu ini. Alat ukur panjang merupakan sebuah alat atau instrumen yang dipakai untuk menghitung besaran panjang. Pada umumnya, besaran panjang itu akan memiliki satuan milimeter (mm), centimeter (cm), dan meter (m).

Alat yang satu ini sangat berguna agar kita bisa mengetahui ukuran panjang dari suatu objek, barang, atau benda dengan sangat tepat dan akurat. Ketepatan dari hasil ukur alat ini umumnya akan ditentukan oleh beberapa faktor yang mendukung, yakni:

  • Bentuk benda yang nantinya ingin diukur
  • Seberapa besar ukuran besaran yang hendak diukur
  • Ketelitian hasil ukur yang memang diinginkan

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita pasti harus selalu mengetahui alat ukur panjang apa yang sesuai agar hasilnya pun akurat. Sebagai contohnya, ketika kita ingin menghitung panjang rumah, maka tentunya kita tidak bisa hanya memanfaatkan penggaris saja karena rumah adalah benda yang besar dan tentunya kita memerlukan alat yang lain seperti meteran.

Hal yang berbeda juga bisa diterapkan, ketika ingin memeriksa panjang benda yang kecil seperti ketebalan kertas, maka kita harus menggunakan mikrometer sekrup karena benda kecil ini sedikit rumit dibandingkan dengan yang lainnya. Pemilihan alat ukur panjang yang kurang tepat tentunya akan menyebabkan hasil pengukuran menjadi salah dan tidak tepat.

Pada pelajaran sekolah menengah, materi alat ukur panjang pada mata pelajaran Fisika umumnya akan membahas mengenai mistar, jangka sorong, dan lain sebagainya. Agar kamu menguasai materi ini, tentunya kamu harus belajar dengan tepat agar mampu mengetahui segala hal tentang alat ukur panjang.

Kategori Alat Ukur Panjang

Kategori Alat Ukur Panjang

Di dunia ini, ada banyak sekali macam-macam alat ukur panjang yang biasa dipakai oleh manusia. Alat ukur itu pun memiliki fungsinya masing-masing, namun ternyata alat ukur panjang sebenarnya dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis kategori. Penjelasan mengenai dua kategori alat ukur panjang yang dapat kamu perhatikan adalah sebagai berikut:

1. Alat Ukur Panjang Tidak Baku

Kategori yang pertama adalah alat ukur panjang tidak baku. Sesuai dengan namanya, kategori yang satu ini disebut sebagai alat tidak baku karena memang apabila kamu mengukur panjang suatu benda menggunakan alat ini, maka kemungkinan besar hasilnya tidak akan akurat dan bersifat subjektif. Bahkan, hasil pengukuran antara satu orang dengan orang yang lainnya pun bisa saja berbeda.

Ada beberapa karakteristik yang dimiliki oleh alat ukur tidak baku ini, salah satunya adalah hasilnya yang umumnya terbatas dan tidak tetap. Selain hasil pengukurannya yang senantiasa berubah setiap saat, namun ternyata hasil pengukuran memakai alat ukur panjang tidak baku juga tidak memenuhi standar internasional yang sudah berlaku di dunia ini. Beberapa contoh alat ukur panjang tidak baku di antaranya adalah:

  • Kaki
  • Hasta Kilan
  • Depa
  • Jengkal

2. Alat Ukur Panjang Baku

Berbeda dengan alat ukur tidak baku, versi alat yang baku ini memiliki hasil pengukuran yang tetap dan pasti. Tidak hanya itu saja, namun hasilnya pun rasional, tidak berubah-ubah, dan sudah memenuhi standar internasional sehingga pengukuran yang dilakukan satu orang dengan yang lain pasti akan sama dan tidak berubah. Beberapa contoh alat ukur panjang baku di antaranya yaitu:

  • Mikrometer sekrup
  • Penggaris
  • Meteran
  • Jangka sorong

Latihan Soal Alat Ukur Panjang

Setelah memahami tentang alat ukur panjang di atas, mungkin kamu tertarik untuk melatih diri dengan soal-soal tentang alat ini agar kamu bisa membiasakan diri dengan soal yang kemungkinan muncul ketika sedang ada ujian di sekolah. Nah, berikut adalah beberapa latihan soal sederhana dan pembahasannya mengenai alat ukur panjang yang bisa kamu pelajari.

1. Kegiatan pengukuran yang hanya bisa dipraktikkan memakai mikrometer sekrup adalah…

  • Mengukur lebar layar suatu televisi
  • Mengukur diameter suatu mulut botol
  • Mengukur diameter pada kelereng
  • Mengukur panjang suatu pensil
  • Mengukur lebar pada teras rumah

2. Berikut merupakan hasil pengukuran lebar buku saku yang dihitung dengan memanfaatkan berbagai alat ukur. Hasil pengukuran jangka sorong yang paling tepat adalah…

  • (11,3 ± 0,005) mm
  • (11,1 ± 0,05) cm
  • (11,31 ± 0,005) m
  • (11,31 ± 0,005) cm
  • (11,31 ± 0,005) mm

3. Berikut merupakan kegiatan pengukuran yang memerlukan jangka sorong untuk menyelesaikannya:

  • Mengetahui ukuran diameter pensil
  • Mengukur tingkat kedalaman gelas ukur
  • Mengukur besarnya jari-jari koin
  • Mengukur tinggi suatu gedung

Pernyataan di atas yang paling tepat di antaranya adalah…

  • 4 saja
  • 3 & 4
  • 2& 3
  • 1 & 2
  • 1 saja

Nah, itu dia informasi tentang alat untuk mengukur panjang yang bisa kamu perhatikan dengan baik. Tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan mata pelajaran Fisika saja, namun kamu pun akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat apabila menggunakan alat ukur panjang ini dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, ada begitu banyak benda yang bisa kamu ukur menggunakan alat ukur panjang dengan mudah.

Artikel terkait: